pergi lewati jalanan yang amat menyakitkan
sejenak kusandarkan segala lelah dan risalahku
dikamar yang penuh dengan serbuk debu
kucatat hari-hariku
di tengah kesunyian yang begitu kental
disitulah kubaitkan puisi ini
kulihat ramainya semua orang menari-nari
si teriknya panas matahari
tertawa gembira
seakan-akan meledek aku yang gelisah
kupegang kepalaku...
tuhan...
ingin kusandarkan segala lelahku
dan menanti nafas terakhirku
By : Tedi sukmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar